Soal-soal XI – Biography

إندونيسيا4. ‘After The Spice Girls split up’. The synonym of the underlined word is … 5. “Intimately Beckham” is the title of her … Every year has its great men and women who are remembered for what they have done for their country. One of Indonesia’s great men is Dr. Mohammad Hatta. He was a man with a deep love for his country and people. Dr. Mohammad Hatta was born in Bukittinggi on August 12th, 1902. While still in junior high school in Bukittinggi, he became interested in politics and joined the League of Young Sumatrans. He left Bukittinggi to study in Batavia. Then he went to the Netherlands. He studied economics and gained a doctorate degree there. During his stay there he was active in the national Movement. Because of his activities, he was arrested. In 1923 Hatta returned to Indonesia. He joined a political organization called “Pendidikan Nasional Indonesia”. One of its goals was to develop political awareness among the Indonesian people.

Tu seras marin, mon fils !Dia wafat 26 April 1959 dan dimakamkan di DI Yogyakarta. Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy lahir di Ambon pada 1783. Pattimura melawan Belanda karena mereka menguasai Maluku, menindas rakyatnya, memaksa kerja rodi, dan menguras kekayaan Maluku. Pattimura juga menyatukan Kerajaan Ternate dan Tidore untuk mengusir penjajah pada tahun 1817. Sebetulnya, Belanda pernah menawarkan kerja sama, namun Pattimura menolaknya. Raden Ajeng Kartini lahir sebagai putri Bupati Jepara pada tanggal 21 April 1879. Semasa masih hidup, dia memperjuangkan kesetaraan hak perempuan dan membangun sekolah perempuan bernama Yayasan Kartini pada tahun 1912. Sekolah Kartini ada di Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan lain sebagainya. Kartini meninggal saat masih muda, yakni pada umur 25 tahun pada 17 September 1904 di Rembang. Buku Habis Gelap Terbitlah Terang adalah kumpulan dari surat-surat Kartini. Selain Kartini, ada pula Pahlawan Nasional Dewi Sartika yang memperjuangkan pendidikan khusus perempuan. Dia lahir pada 04 Desember 1884 di Cicalengka. Dewi Sartika memiliki latar belakang keluarga ningrat yang membuatnya bisa mengenyam pendidikan, sehingga dirinya terinspirasi mendirikan Sekolah Istri atau sekolah khusus perempuan se-Hindia Belanda.

Dimana beliau bertanding di pemilihan gubernur Jakarta bersama Basuki Cahaya Purnama atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ahok. Beliau yang merupakan sosok wong cilik atau rakyat kecil berupaya menjadikan Jakarta lebih baik dan lebih suka blusukan dalam setiap kampanye nya. Hingga akhirnya Beliau berhasil menjadi orang nomor satu di Jakarta pada saat itu. Seperti halnya saat menjabat walikota Solo, Jokowi juga banyak melakukan banyak perubahan dan memperbaiki tata kota di Jakarta. Salah satunya adalah menangani masalah banjir di Jakarta yang sudah lama berlangsung. Sikapnya yang tegas dan sederhana dan bekerja nyata untuk rakyat menjadikan banyak orang yang mulai mengaguminya. Sehingga tidak heran banyak pihak yang mencalonkannya sebagai orang nomor satu di Indonesia. Belum genap satu periode menjadi Gubernur Jakarta, beliau harus kembali bergelut dalam kegiatan kampanye dan Pemilu dalam pencalonan dirinya sebagai presiden. Jokowi menjalani banyak perjuangan untuk menang sebagai Presiden ke tujuh. Perjuangannya membuahkan hasil dimana pada tanggal 20 Oktober seorang pengusaha mebel akhirnya dilantik secara resmi sebagai Presiden ke tujuh menggantikan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Gaya kepemimpinan Presiden Jokowi memang dikenal masyarakat dengan gaya blusukan. Selain itu gayanya yang sederhana dalam kehidupan juga dalam cara bicaranya menjadikan banyak rakyatnya mengagumi beliau. Dimana selama masa kepemimpinan Jokowi menjadi Presiden banyak keputusan yang diambilnya. Dimana salah satunya adalah upaya pembangunan kemajuan Indonesia secara adil dan merata hingga pelosok negeri.

Karakter demikian sudah tampak benih-benihnya ketika kecil dan terus berkembang sepanjang hidupnya. Ketika remaja, Bung Hatta tidak merasa terikat dengan sistem adat Minangkabau yang bersifat matrilinial. Dari keluarga kedua belah pihak membebaskan dan mendorong dirinya untuk meluaskan wawasannya melampui tempat asalnya. Semasa remaja, Bung Hatta sudah banyak pengalaman yang didapat di Padang, dimulai bergerak dari masyarakat dalam sekolahnya sebagai ketua olah raga dan perkumpulan kaum muda Sumatera yang dinamakan Jong Sumateranen Bond sebagai anggota. Hal ini yang akhirnya terbukti dikemudian hari dengan bersama-sama berjuang melawan penjajah hingga sampai mendampingi Bung Karno membacakan naskah proklamasi kemerdekaan atas nama bangsa Indonesia. Pendidikan formal Bung Hatta dimulai pada awal umur lima tahun, ia sudah masuk pada sekolah taman kanak-kanak atau Frobel School. Setahun kemudian ia bersekolah di Europese Lagere School (Sekolah Rakyat) di Bukittinggi selama dua tahun. Pagi ia belajar disekolah tersebut, sedangkan sore hari ia belajar bahasa Belanda, karena cita-cita orang tuanya kelak Bung Hatta akan disekolahkan di Rotterdam Belanda.

Hatta said that Indonesian foreign policy has to look after its own interest first, not that of the US and the USSR. In saying this, Hatta wanted Indonesia to be independent in deciding its stance during the Cold War. Hatta also added that Indonesia should be an active participant in world politics so that once again it would be Indonesia’s interests that came first. This doctrine, which would become known as the “Independent and Active” doctrine, continues to be the basis of Indonesian foreign policy. In 1955, Hatta announced that when the new People’s Representative Council (DPR) as well as the Constitutional Assembly, a body commissioned to create a new constitution, were formed as a result of the year’s legislative and assembly elections, he would retire from the vice presidency. He announced this intention in a letter to Sukarno. On the surface, it seemed as if Hatta was retiring for practical reasons.