Majalah dalam rencana Bahder Djohan itupun sudah ia beri nama Malaya. Antara mereka berdua sempat ada pembagian. Bahder Djohan akan mengutamakan perhatiannya pada persiapan redaksi majalah, sedangkan Hatta pada soal dan pembiayaan penerbitan. Namun, “Karena berbagai hal cita-cita kami itu tak dapat diteruskan,” kenang Hatta lagi dalam Memoir-nya. Selama menjabat Bendahara JSB Pusat, Hatta menjalin kerjasama dengan Neratja. Hubungan itu terus berlanjut meski Hatta berada di, ia dipercaya sebagai koresponden. Suatu ketika pada medio, terjadi peristiwa yang mengemparkan, yang dipandang sebagai yang sedang runtuh memukul mundur yang dijagokan oleh. Rentetan peristiwa itu Hatta pantau lalu ia tulis menjadi serial tulisan untuk Neratja di Batavia. Serial tulisan Hatta itu menyedot perhatian khalayak pembaca, bahkan banyak surat kabar di yang mengutip tulisan-tulisan Hatta. Hatta mulai menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia segera bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah tersedia iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air.
Menjamurnya SDIT di Surakarta (khususnya) tidak terlepas dari kebutuhan wali murid dan atau orang tua yang menginginkan anak mereka memiliki pondasi atau basis agama yang kuat dalam pembentukan karakter anak usia SD yang sedang mengalami perkembangan. Untuk itu wali murid atau orang tua tidak memperdulikan besarnya dana yang dikeluarkan jika dibandingkan dengan hasil yang didapat. Sebenarnya ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hal ini, namun faktor dana yang lebih dominan. Dilihat dari faktor konsumen pendidikan (orang tua dan peserta didik) umumnya adalah masyarakat yang berpunya. Sehingga bagi orang yang awam dengan memandang SDIT maka hal yang terlintas dalam benak adalah SDIT merupakan sekolah bagi orang yang berpunya. Otomatis karena setiap peserta didik yang belajar di SDIT tidak mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah sehingga biaya yg dikeluarkan akan membengkak. Uraian ini tidak mengarah atau mengatakan bahwa SDIT lebih unggul daripada SD Negeri. Beberapa SD Negeri yang memang unggul (sarana, prasarana, dan pendidikan) umumnya berada di perkotaan, ibukota kabupaten/kota, ibukota provinsi, maupun ibukota negara.
All this serves to provide the type of environment which allows the school to deliver its aim, which is the highest possible standard of education to enable each child to realise his or her academic, social and physical potential and to develop aesthetic awareness, both as an individual and as a member of a society. Education encompasses both the teaching and learning of knowledge, proper conduct, and technical competency. It thus focuses on the cultivation of skills, trades or professions, as well as mental, moral & aesthetic development. Formal education consists of systematic instruction, teaching and training by professional teachers. This consists of the application of pedagogy and the development of curricula. In a liberal education tradition, teachers draw on many different disciplines for their lessons, including psychology, philosophy, information technology, linguistics, biology, and sociology. Teachers in specialized professions such as astrophysics, law, or zoology may teach only in a narrow area, usually as professors at institutions of higher learning.
Negara Indonesia yang masih bayi memiliki 2 PR besar, yaitu upaya mempertahankan status kemerdekaan dari serangan militer manapun yang berupaya merebut daerah NKRI. Kedua adalah upaya memenangkan pengakuan dunia internasional yang perlu diperjuangkan dalam bentuk perundingan dan perjanjian. Dalam periode awal kemerdekaan, Bapak-Bapak pendiri Bangsa Indonesia, betul-betul harus berjuang susah-payah untuk menyelesaikan 2 PR besar tersebut. Dari mulai isi perjanjian Linggarjati dan Renville yang sangat merugikan pihak Indonesia. Sampai agresi militer Belanda 1-2 yang menggerogoti wilayah NKRI yang notabene adalah bentuk pelanggaran oleh Belanda sendiri terhadap perjanjian Linggarjati dan Renville. Coba lo perhatikan peta di bawah ini. Ini adalah peta daerah kekuasaan Indonesia pada 1 Desember 1948. Bahkan tiga tahun berlalu setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Belanda masih belum mau mengakui kedaulatan NKRI dan berupaya merebutnya dengan agresi militer maupun perjanjian internasional. Puncak “kekalahan” Indonesia adalah serangan agresi militer Belanda II ke Yogyakarta pada 19 Desember 1948 dan berhasil menangkap Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan beberapa tokoh lainnya. Saat itu, Indonesia saat itu benar-benar kalah telak, hancur berantakan hampir tak berbekas.
Keunggulan lainnya, universitas ini memiliki riset berkelas dunia yang memberikan perhatian khusus terhadap kegiatan-kegiatan penelitian yang mendorong dosen dan mahasiswa untuk melakukan dan mengembangkan berbagai penelitian. Universitas ini cocok untuk kalian yang menyukai lingkungan Pulau Jawa yang kalem dan terkenal murah biaya hidupnya. Selain itu, kalian juga bisa menemukan banyak beasiswa seperti bidikmisi dan lain-lain dengan mudah di UGM. Universitas ini terletak di Kota Depok, Jawa Barat. Kawasannya yang mencapai 320 hektar dan 25% dari kawasannya merupakan lahan yang digunakan untuk sarana akademik, riset dan kemahasiswaan yang menjanjikan nuansa akademik bertradisi yang modern dan tenang. Selain itu, UI memiliki jaringan global yang memperkuat kerja sama dengan beberapa asosiasi pendidikan dan riset seperti APRU (Association of Pacific Rim University) dengan peran sebagai Board of Director, AUN (Asean University Network), dan ASAIHL (Association of South East Asia Institution of Higher Learning). Selain memiliki nuansa modern, kampus ini juga difasilitasi oleh kafe dengan waralaba tingkat internasional yaitu Starbucks yang bisa kalian gunakan untuk sekedar nongkrong atau mengerjakan tugas.